
Dalam kitab I'anatut tholibin, jilid II, cetakan Thoha putra semarang, halaman 257, baris ke enam dari bawah disebutkan:
Al-ghozaly dan lainnya berkata:
"sungguh malam lailatul Qadar bisa diketahui dengan hari puasa awal bulan itu, apabila awal puasa hari:
-Ahad atau Rabu, maka lailatul qodar pada malam ke 29.
-atau hari Senin, maka malam ke 21.
-atau hari Selasa atau Jumat, maka malam ke 27.
-atau hari Kamis, maka malam ke 25.
-atau hari Sabtu, maka malam ke 23
As-syeh Abu al-hasan berkata:
"dengan kaidah ini (rumus al-ghozaly) yang telah sampai padaku, aku selalu mendapatkan lailatul Qodar".
Dalam Hasyiyah as-showi ala tafsir jalalain, jilid IV, cetakan Darul kutub al-ilmiyah , tahun 2002 M/ 1424 H, halaman 402 di sebutkan:
Diriwayatkan dari Abi al-hasan as-syadzily,
"apabila awal puasa hari:
-Ahad, maka lailatul qodar malam ke 29,
-Senin, maka lailatul qodar malam ke 21,
-Selasa, maka lailatul qodar malam ke 27,
-Rabu, maka lailatul qodar malam ke 29,
-Kamis, maka lailatul qodar malam ke 25,
-Jumat, maka lailatul qodar malam ke 27,
-Sabtu, maka lailatul qodar malam ke 23".
Diriwayatkan dari Abi al-hasan as-syadzily,
"apabila awal puasa hari:
-Ahad, maka lailatul qodar malam ke 29,
-Senin, maka lailatul qodar malam ke 21,
-Selasa, maka lailatul qodar malam ke 27,
-Rabu, maka lailatul qodar malam ke 29,
-Kamis, maka lailatul qodar malam ke 25,
-Jumat, maka lailatul qodar malam ke 27,
-Sabtu, maka lailatul qodar malam ke 23".
No comments:
Post a Comment