Wednesday, 23 October 2024

Khutbah Jum'at "Memperingati Hari Santri Nasional"

 


Spirit Resolusi Jihad Ulama-Santri Terdahulu

Disusun oleh Mahfudl Sidiq

 اَلْحَمْدُ للهِ. اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِأَدَاءِ الشّرَائِعَ. أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ السَّمِيْعُ الْبَدِيْعُ وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الصَّمِعُ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِهِ وَاَصْحَابِهِ اَجْمَعِيْنَ اَمَّا بَعْدُ فَيَاأَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ. أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ وَالْعَصْرِۙ اِنَّ الْاِنْسَانَ لَفِيْ خُسْرٍۙ اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ ەۙ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِࣖ 

Maasyiral Muslimin rahimakumullah,

Pada momentum yang mulia ini mari kita senantiasa meningkatkan dan menguatkan takwa kita kepada Allah swt dengan menjalankan segala yang diperintahkan-Nya dan menjauhi segala yang dilarang-Nya.

 

Maasyiral Muslimin rahimakumullah,

Pada kesempatan ini, dimana kita masih diberikan kenikmatan oleh Allah SWT, Di antara nikmat yang kita rasakan tanpa ikut berjuang meraihnya adalah nikmat kemerdekaan di negeri kita tercinta ini. Kemerdekaan menjadi sebab kita bisa beraktivitas dan beribadah dengan tenang dan khusyuk. Kemerdekaan menjadikan kita jauh dari rasa takut sehingga mampu menjalankan roda kehidupan ini dengan baik.

 

Nikmat kemerdekaan ini merupakan buah manis dari perjuangan para pejuang, dan para pendahulu kita termasuk di dalamnya berkat perjuangan para ulama dan santri. Mereka adalah elemen yang tidak bisa terpisahkan dari sejarah merdekanya Indonesia dari belenggu penjajahan. Oleh karena itu, sangat tepat sekali pemerintah memberi penghargaan sekaligus menetapkan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional, Berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 22 Tahun 2015. Hal ini sebagai bukti kongkrit pengakuan pemerintah atas perjuangan para santri dan ulama pesantren dalam mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia.

 

Maasyiral Muslimin rahimakumullah,

Sejarah ini penting kita ketahui untuk menjadi bagian rasa syukur kita kepada Allah SWT. Jangan sampai kita melupakan sejarah sehingga kita tidak bisa bersyukur. Allah telah mengingatkan bahwa jika kita bersyukur, maka nikmat akan ditambah. Sebaliknya, jika kita tidak pandai bersyukur maka kita tinggal menunggu azab-Nya yang pedih. Artinya jangan sampai kita lupa sejarah sehingga kenikmatan kemerdekaan ini akan dihilangkan dari negeri ini. Gara-gara api perpecahan yang dihembuskan untuk memecah belah bangsa indonesia Naudzubillah min dzalik.

 

Firman Allah dalam surat Ibrahim ayat 7:

 

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

 

Artinya: “(ingatlah juga) tatkala Tuhan kalian memaklumatkan, "Sesungguh­nya jika kalian bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepada kalian; dan jika kalian mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS Ibrahim ayat 7)

 

Maasyiral Muslimin rahimakumullah,

Kita perlu ingat bahwa Proklamasi Kemerdekaan bangsa Indonesia pada 17 Agustus 1945 bukanlah akhir dari perjuangan bangsa Indonesia. Dalam menjaga kemerdekaan tersebut, para ulama dan santri sudah menyiapkan diri jika ada pihak-pihak yang akan merebutnya kembali. Nyatanya hal itu terjadi karena Indonesia menghadapi agresi Belanda . Di saat itulah para pemuda Indonesia melalui Laskar Hizbullah, dan lain-lain sudah siap menghadapi perang dengan tentara sekutu.

 

Pertempuran mencapai puncaknya di Surabaya pada 10 November 1945 yang saat ini diresmikan menjadi Hari Pahlawan Nasional. Momen tersebut tidak terlepas dari dicetuskannya Fatwa Resolusi Jihad NU oleh KH Hasyim Asy’ari pada 22 Oktober 1945. Resolusi Jihad Kiai Hasyim Asy’ari menggerakkan seluruh elemen bangsa untuk mempertahankan kemerdekaan dari Agresi Militer Belanda yang membonceng Sekutu.

 

Resolusi Jihad berdampak besar dan menjadi penyemangat para santri, Kyai dan masyarakat untuk ikut serta dalam pertempuran 10 November 1945.

Dari proses perjuangan inilah, akhirnya Allah memberikan kemudahan kepada bangsa Indonesia untuk kembali meraih kemerdekaan.

  

Maasyiral Muslimin rahimakumullah,

Pada kesempatan mulia ini, mari kita senantiasa bersyukur kepada Allah SWT dan  berterimakasih kepada para pejuang khususnya para ulama dan santri yang telah menjadi syuhada dalam perjuangan merebut kemerdekaan dan mengusir penjajah dari negeri Indonesia. Jasa mereka menjadikan kita bangsa Indonesia menghirup manis dan nikmatnya udara merdeka sehingga bisa beraktivitas dan beribadah dengan nyaman dan khusyuk.

  

بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم

 

No comments:

Post a Comment

I
Q
D
I
H
S
S
A
-
L
A
N
I
D
-
A
W
J
A
R
G
O
L
B