KEUTAMAAN BULAN SYA'BAN DAN NISFU SYA'BAN
Bulan Sya'ban tahun ini insya Allah jatuh pada hari Rabu tanggal 8 Maret 2023 M, hal ini berdasarkan surat edaran PBNU :
Bulan
Sya’ban juga bermakna bercabang (asy-Sya’bu) atau
berpencar (At-Tafriq), karena banyaknya kebaikan pada bulan itu.
Kebiasaan pada zaman dahulu, ketika bulan Sya’ban mereka berpencar mencari
sumber-sumber air.
Definisi
Sya’ban
Imam
Ibnu Manzhur Rahimahullah menjelaskan dalam Lisanul ‘Arab:
إِنما سُمِّيَ شَعبانُ شَعبانَ
لأَنه شَعَبَ أَي ظَهَرَ بين شَهْرَيْ رمضانَ ورَجَبٍ والجمع شَعْباناتٌ
وشَعابِينُ
Dinamakan
Sya’ban, karena saat itu dia menampakkan (menonjol) di antara dua bulan,
Ramadhan dan Rajab. Jamaknya adalah Sya’banat dan Sya’abin. (Lisanul ‘Arab, 1/501)
Dia
juga bermakna bercabang (asy-Sya’bu) atau
berpencar (At-Tafriq), karena banyaknya kebaikan pada bulan itu.
Kebiasaan pada zaman dahulu, ketika bulan Sya’ban mereka berpencar mencari sumber-sumber
air.
Amalan-amalan di bulan Sya'ban antara lain :
Membaca tasbih dan istighfar :
سبحان
الله وبحمده سبحان الله العظيم استغفر الله العظيم
Barangsiapa
yang membaca tasbih di atas 100 x setiap
selesai shalat qabliyah subuh, maka orang itu akan diampuni dosa-dosanya juga
diberi kehidupan yang baik dan diberi rizki yang banyak, dan diberi rizki yang
tidak disangka-sangka.
Berpuasa pada bulan Sya'ban
Bulan
Sya’ban adalah bulan mulia yang disunnahkan bagi kaum muslimin untuk banyak
berpuasa. Hal ini ditegaskan dalam hadits shahih berikut:
Dari
‘Aisyah Radhiallahu ‘Anha, katanya:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ حَتَّى نَقُولَ لَا يُفْطِرُ وَيُفْطِرُ حَتَّى
نَقُولَ لَا يَصُومُ فَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ إِلَّا رَمَضَانَ وَمَا رَأَيْتُهُ أَكْثَرَ
صِيَامًا مِنْهُ فِي شَعْبَانَ
“Dahulu
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa sehingga kami mengatakan dia tidak
pernah berbuka, dan dia berbuka sampai kami mengatakan dia tidak pernah puasa.
Saya tidak pernah melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyempurnakan puasanya selama satu bulan kecuali Ramadhan, dan
saya tidak pernah melihat dia berpuasa melebihi banyaknya puasa di bulan
Sya’ban.” (HR. Bukhari No. 1868)
Adakah
Keutamaan Malam Nishfu
Sya’ban ?
Ya,
sebagaimana diriwayatkan oleh banyak sahabat nabi, bahwa Beliau bersabda:
يطلع الله تبارك و تعالى إلى
خلقه ليلة النصف من شعبان ، فيغفر لجميع خلقه إلا لمشرك أو مشاحن
“Allah Taala menampakkan diri-Nya kepada hamba-Nya pada malam
nishfu Sya’ban, maka Dia mengampuni bagi seluruh hamba-Nya, kecuali orang yang
musyrik atau pendengki.” (Hadits ini Diriwayatkan
oleh banyak sahabat nabi, satu sama lain saling menguatkan, yakni oleh Muadz
bin Jabal, Abu Tsa’labah Al-Khusyani, Abdullah bin Amr, ‘Auf bin Malik, dan
‘Aisyah. Lihat Syaikh Al-Albani, As-Silsilah Ash Shahihah,
3/135, No. 1144. Darul Ma’arif. Juga kitab beliau Shahih Al-Jami’ Ash Shaghir wa Ziyadatuhu, 2/785. Al-Maktab Al-Islami. Namun, dalam kitab Tahqiq Misykah Al-Mashabih, justru Syaikh Al-Albani mendhaifkan hadits ini, Lihat No. 1306,
tetapi yang lebih kuat adalah shahih karena banyaknya jalur periwayatan yang saling
menguatkan)
Hadits
ini menunjukkan keutamaan malam nishfu Sya’ban (malam ke 15 di bulan Sya’ban), yakni saat itu
Allah ‘Azza
wa Jalla mengampuni semua makhluk
kecuali yang menyekutukan-Nya dan para pendengki. Maka wajar banyak kaum
muslimin mengadakan ritual khusus pada malam tersebut baik shalat atau membaca
Al-Quran, dan ini pernah dilakukan oleh sebagian tabi’in dan generasi
setelahnya, seperti Makhul, Ishaq bin Rahawaih, dan lain-lain,di mana mereka
mengatakan ini bukanlah bid’ah.
Membaca surat yaasin 3kali :
Sebagaimana
ijazah dari Habib Ali bin Ahmad bin Abdullah bin Tholib Al Atos Pekalongan,
bahwa setelah shalat maghrib hendaklah shalat sunnah 2 rakaat. Rakaat pertama
setelah surat Al Fatihah membaca surat Al Kafirun dan rakaat kedua membaca
surat Al Ikhlas setelah itu baca surat Yaasin 3 kali dengan niat ;
Pertama
minta panjang umur, sehat wal afiat untuk beribadah kepada Allah SWT.
Kedua minta
rizqi yang banyak, halal dan berkah
untuk beribadah kepada Allah SWT.
Ketiga minta
tetap iman, islam dan khusnul khotimah.
Setelah itu membaca
do’a nisfu sya’ban di bawah ini :
Shalat malam dan puasa pada
tanggal 15 sya’ban,
sebagaimana dijelaskan dalam dalam hadis yang diceritakan
oleh sabat Ali bin Abi Tholib :
اذا
كانت ليلة النصف من شعبان فقواموا ليلها وصوموا نهارها
Artinya : Apabila
datang malam nisfu sya'ban, maka beribadahlah pada malam harinya dan
berpuasalah pada siang harinya.
Di dalam hadits qudsi, Sesungguhnya
Allah sudah berfirman: barang siapa yang memohon ampun, maka akan saya ampuni.
barang siapa yang minta keselamatan dari bencana, maka akan saya selamatkan.
barang siapa yang mohon diluaskan risqinya, maka akan saya luaskan rizkinya.
Apa saja yang diminta oleh hambaku di malam nisfu sya’ban ini maka akan saya
beri.
Nabi Isa as ingin menjadi Ummat Nabi Muhammad SAW.
Hal ini pernah diceritakan oleh Kiai Maksum dalam Fatayat NU di Kudus dan seperti dugaan kita, tentu saja para pendengar cukup terkejut mengetahui hal ini. Dinyatakan pula bahwa saat Nabi Isa akan menjadi umat Nabi Muhammad SAW, Ia akan mendapat malam-malam yang berkahnya melimpah (malam Nisfu Sya’ban).
Seperti inilah cerita Kiai Maksum tersebut. Pada saat itu, Nabi Isa As yang sedang berada di gunung melihat sebuah permata ukuran besar yang sangat berkilauan dan bertaburan cahaya gemerlap. Tak lama kemudian datang firman Allah yang menjawab rasa penasaran Nabi Isa As bahwa masih ada makhluk yang lebih berkilauan dan bercahaya dibanding permata tersebut. Nabi Isa minta diperlihatkan makhluk tersebut lalu dalam sekejap saja si permata besar nan berkilau itu terbelah. Di dalamnya tampak seorang lelaki tua yang sedang menunaikan shalat. Setelah sang lelaki renta itu menyelesaikan shalatnya, Nabi Isa bertanya sudah berapa lama beliau menunaikan shalat di dalam batu permata. Jawabannya sangat mengejutkan yaitu 400 tahun. Pendengar yang sedang menyimak cerita Kiai Maksum pun tak jauh berbeda terkejutnya.
Dengan salah satu kelebihan Nabi Isa As yaitu berkomunikasi bersama Allah secara langsung, Ia kembali bertanya apakah ada makhluk Allah yang lebih mulia dibandingkan lelaki tua yang sudah beribadah di dalam batu permata 400 tahun lamanya. Allah menjawab ya, ada. Di akhirat kelak akan datang utusan Allah terakhir yaitu Nabi Muhammad SAW. Selain itu jika ada umat Nabi Muhammad yang mendapat malam Nisfu Sya’ban kemudian menunaikan shalat sunnah mutlak 2 rakaat, ia juga lebih mulia dibandingkan dengan lelaki renta dalam batu permata berkilau bersangkutan. Mendengar jawaban Allah tersebut, Nabi Isa As yang juga sudah memiliki umat Nabi Isa kemudian berniat untuk menjadi salah satu umat Nabi Muhammad SAW, Ia menyerahkan diri kepada Allah untuk segera dijadikan umat Nabi Muhammad SAW. Tanpa memakan banyak waktu, Allah kemudian mengabulkan doa Nabi Isa As tersebut dan menjadikan Ia m\umat dari Nabi Muhammad SAW. Allah kembali bersabda bahwa di hari kiamat (akhirat) nanti, Nabi Isa As akan turun ke bumi dan mengikuti syariat Nabi Muhammad SAW. Begitu pula dengan umat Nabi Muhammad SAW yang sudah melakukan shalat sunnah 2 rakaat setelah mendapat malam Nisfu Sya’ban. Kiai Maksum yang menceritakan kisah ini lalu secara lebih jelas dan lengkap menerangkan keistimewaan bulan Sya’ban.
والله
اعلم بالصواب
No comments:
Post a Comment